Khutbah Jum’at 15/07/2022 bersama Al-Ustadz KH. Mudzakir dengan tema:
Pesan penting untuk bangsa Indonesia di zaman ini
Ba’da membaca Khutbatul Hajah, Syahadat dan Sholawat kepada Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam, beliau membaca surat An-Nisa` ayat 136-148:
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَـٰبِ ٱلَّذِی نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَـٰبِ ٱلَّذِیۤ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن یَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَـٰۤىِٕكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلَۢا بَعِیدًا
إِنَّ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ ثُمَّ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ ثُمَّ ٱزۡدَادُوا۟ كُفۡرࣰا لَّمۡ یَكُنِ ٱللَّهُ لِیَغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا لِیَهۡدِیَهُمۡ سَبِیلَۢا
بَشِّرِ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ بِأَنَّ لَهُمۡ عَذَابًا أَلِیمًا
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al-Qur`ān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus).
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih
Beliau mengajak hadirin untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan berusaha menjalankan semua perintah Allah sekuat kemampuan masing-masing, sesuai potensi yang Allah karuniakan kepada kita. Juga disertai dengan menjauhi larangan-larangan Allah sama sekali.
Beliau merasa prihatin dengan fakta yang menimpa bangsa indonesia tercinta ini, dimana banyak tokoh-tokoh masyarakat, orang-orang kaya bahkan orang-orang yang berpredikat sebagai ulama, mereka semakin jauh dari syari’at Islam, mereka menerjang aturan-aturan Islam. Bahkan mereka berani dengan terang-terangan melanggar aturan-aturan yang sudah jamak diketahui oleh masyarakat, seperti: merampas harta orang lain, berbuat dzolim, membunuh orang lain, melakukan perzinaan yang mereka perhalus dengan istilah perselingkuhan atau istilah lainnya yang perbuatan-perbutan tersebut jelas dilarang oleh Allah Ta’ala.
Beliau menyebutkan aktifitas harian mereka, pagi hari bangun tidur mereka melaksanakan Sholat Shubuh, kemudian keluar pergi ke kantor dan mereka mulai merampas harta rakyat. Siang hari mereka melakukan sholat Dzuhur, usai sholat Dzuhur mereka melanjutkan perbuatan mereka dengan menipu di mana-mana bahkan sebagian ada yang pergi untuk melacur atau melakukan berbagai macam kemesuman.
Ironisnya, beliau menyebutkan bahwa perbuatan tersebut semakin merajalela dari hari ke hari dan menjangkit dari tingkatan paling bawah sampai tingkatan paling atas, Na’udzubillah min Syarri dzalik.
Beliau menilai bahwa fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa kebejatan dan kerusakan yang sangat dahsyat dan luar biasa sedang terjadi di Indonesia ini dan hal tersebut dapat membahayakan keselamatan masyarakat semuanya bukan hanya Muslimin akan tetapi juga membahayakan seluruh bangsa Indonesia ini.
Beliau mengingatkan bahwa orang yang beriman, kemudian kafir, beriman lagi lalu kafir lagi dan bertambah-tambah kekafirannya, Allah tidak akan memberikan ampunan kepada mereka bahkan Allah tidak akan memberikan kepada mereka petunjuk untuk kembali kepada jalan yang benar dan baik.
Wasiat beliau untuk menghadapi fenomena di atas adalah
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ عَلَیۡكُمۡ أَنفُسَكُمۡۖ لَا یَضُرُّكُم مَّن ضَلَّ إِذَا ٱهۡتَدَیۡتُمۡۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِیعࣰا فَیُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
Artinya
Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu; (karena) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [Surat Al-Ma’idah: 105]
Satu-satunya jalan yang paling dekat dan tindakan preventif (upaya mencegah supaya tidak terjadi apa-apa) yang bisa kita upayakan adalah:
Pertama, masing-masing kita jangan sampai melakukan perbuatan-perbuatan seperti yang mereka lakukan, kemudian di luar itu kita melakukan apa yang kita mampu kita lakukan untuk melakukan Amar Ma’ruf dan Nahyi Mungkar.
Kedua, kita jangan mendengarkan seruan politikus-politikus, para tokoh, para pemuka, para pemimpin, para pejabat negara yang tidak menyeru anda untuk tho’at, tunduk dan patuh kepada Allah. Bahkan walaupun seruan tersebut berasal dari sebagian mereka yang bergelar Ulama, memakai pakaian yang menunjukkan identitas orang Alim dan orang baik, akan tetapi ajakannya tidak menuju kepada keridlo’an Allah akan tetapi hanya kepada keridlo’an dunia entah untuk kepentingan politik atau lainya.
Beliau mengulagi lagi untuk jangan mengikuti seruan mereka, karena mereka akan menyeret kita menuju neraka Jahannam.
Sebagai penutup khutbah jum’at yang pertama, beliau membaca ayat:
بَشِّرِ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ بِأَنَّ لَهُمۡ عَذَابًا أَلِیمًا
ٱلَّذِینَ یَتَّخِذُونَ ٱلۡكَـٰفِرِینَ أَوۡلِیَاۤءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِینَۚ أَیَبۡتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلۡعِزَّةَ فَإِنَّ ٱلۡعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِیعࣰا
Artinya:
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah. [Surat An-Nisa’: 139-139].
Untuk selebihnya silakan klik tautan berikut untuk menyimak khutbah Jum’at secara full :
Wallahu A’lam bish Showwab, semoga bermanfaat. Aamin.